#19
Branding: Sharing the Essential





Pulau Dewata memang menawarkan sejuta pesona, baik dari keindahan alamnya hingga keajaiban budayanya. Namun tidak hanya itu saja, Bali memiliki ribuan potensi kreatif yang membanggakan negara Indonesia, salah satunya adalah Brand designer.





Proses registrasi peserta


Untuk pertama kalinya Kumpul Kreavi hadir di Bali, tepatnya di ISI Denpasar untuk menyapa, juga untuk berbagi dan berjeraring bersama setiap Kreator yang ada di Bali. Setelah sebelumnya dibahas pada episode 10 dan 13, kali ini di episode 19 Kreavi kembali menghadirkan topik yang tidak pernah membosankan untuk kembali dibahas yakni branding. “Branding: Sharing The Essential" adalah judul yang diangkat dalam Kumpul Kreavi kali ini.


Seperti biasa Kumpul kreavi selalu menghadirkan pembicara yang professional di bidangnya. Khusus episode kali ini, dua orang pembicara didatangkan dari Kota surabaya, mereka adalah Danis Sie ( Sciencewerk Design ), dan Alvin Raditya ( Visualcast Designology ). Pembicara Ketiga merupakan Kreator senior yang berdomisili di Bali, Ayip Budiman ( Matamera Communication). Ketiga pembicara merupakan praktisi professional yang telah banyak berkiprah di dunia branding di Indonesia.



Opening session by Benny Fajarai Founder & CEO Kreavi


Kumpul Kreavi dibuka oleh Benny Fajarai selaku founder dan CEO dari Kreavi. Dilanjutkan dengan Pembicara pertama Kumpul Kreavi episode 19 Alvin Raditya. Visualcast Designology merupakan nama studio asal Surabaya yang dikepalai oleh Alvin. Dan dalam Kumpul Kreavi kali ini Alvin menceritakan beberapa pengalaman menarik yang pernah dialami Visualcast.





Session by Alvin Raditya


Memulai pembicaraanya Alvin bercerita tentang konsep brand sendiri. Dimana fungsi brand selain menjadi faktor yang membedakan antar produk, brand juga meningkatkan value produk tersebut. Perbincangan dilanjutkan dengan membahas perbedaan mendasar antara logo dan brand, dimana sebuah brand bukanlah hanya logo saja melainkan seluruh komponen yang tergabung mulai dari produk, cara komunikasi, hingga manajemen.


Perkembangan jaman menuntun industri kreatif untuk masuk kepada skala industri menengah, hingga skala kecil. Sekarang bukan hanya perusahaan besar saja yang memiliki brand menarik, namun juga perusahaan dengan skala kecil.





Session by Danis Sie


Pembicaraan di Kumpul Kreavi berlanjut ke Pembicara kedua yaitu Danis Sie, dari Sciencewerk design. Sciencewerk merupakan studio kecil asal Surabaya yang banyak mengerjakan berbagai proyek mulai dari visual identity hingga desain produk. Sama seperti Alvin, Danis menegaskan bahwa desain sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari brand, namun walaupun kecil desain memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan sebuah brand.


Danis memaparkan proses desain yang biasa dilakukan Sciencewerk mulai dari brief datang hingga desain final. Untuk studi kasus, Danis memaparkan salahsatu portfolio terbarunya yang sangat fenomenal di kalangan desainer yaitu “Basha Market" (proyek dapat dilihat di : http://goo.gl/2tQptW ). Danis berbagi bagaimana Sciencewerk mengerjakan proyek Basha mulai dari proses brain storming untuk pencarian ide hingga ke proses post produksi, untuk event Basha market selanjutnya.





Session by Ayip Budiman


Pembicara ketiga adalah Ayip Budiman, seorang desainer senior yang berdomisili di pulau Bali. Matamera Communication merupakan studio design milik Ayip, yang merupakan salah satu studio paling tua di Bali.


Dengan tema “Branding Untuk Mayoritas" Ayip menyoroti fenomena yang sering berlaku di masyarakat kreatif, ketika desainer dan kreator sibuk membangun harga dirinya untuk diapresiasi, namun malah memperlebar kesenjangan yang ada. Ayip berpendapat bahwa pekerja kreatif juga wajib berkontribusi dalam lingkungan tempat tinggal dan juga budaya masyarakat.


Melengkapi pernyataannya, Ayip menyertakan beberapa contoh kasus yang pernah digarap oleh Matamera, salah satunya adalah Paradesa. Paradesa adalah sebuah brand yang mengolah kembali hasil-hasil alam di bali, mengemas ulang dan meningkatkan value dari produk tersebut. Tujuan dari Paradesa sendiri adalah untuk menguatkan ekonomi rakyat desa di Bali dengan brand yang menarik.


Ayip juga bercerita projek terbarunya yaitu Rumah Sanur, sebuah ruang kolaborasi masyarakat kreatif di Bali yang digagas oleh Ayip sendiri. Dengan konsep co-working space, Rumah Sanur menampung berbagai brand kreatif untuk berjeraring dan berkolaborasi sehingga dapat meningkatkan value dari brand-brand yang tergabung didalamnya..











Q&A Session


Setelah sesi Ayip Budiman berakhir, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.





Networking Session



Selfie Session



THE GUESTS
Ayip Budiman
Founder Paradesa & co-Founder Matamera Communications
Alvin Raditya
Creative Director For VisualCast Designology, Lecturer
Danis Sie
Designer at Sciencewerk Design

DATE & LOCATION
22 Februari 2015
13:00 - 17:00 WITA

Ruang Seminar lt.3 Gedung Citta Kelagen - ISI Denpasar
Jalan Nusa Indah, Denpasar, Kota Denpasar, Bali 80235, Indonesia


REGISTERED PEOPLE
and many more.
PHOTO
See Photos in our Facebook →